Hello! It's 00:53 AM now.
Yup, i have not taken a night sleep yet.
Time flies, so fast.
Udah lama gue ga share something di blog ini. Ga terasa juga ternyata tiga bulan ke depan, akan tepat setahun sudah gue menjalani studi lanjutan ini. Again, gue hampir tiba di salah satu 'penghujung' lain di perjalanan hidup gue. Salah satu penghujung, iya. Karena bagi gue, dan gue yakin bagi kalian dan (hampir) semua orang juga, ada beberapa step dalam hidup yang dijadikan sebagai sebuah tolak ukur atas pencapaian diri dan perjalanan hidup. Ada beberapa titik 'perhentian' atau 'persinggahan' yang dianggap sebagai langkah-langkah besar dan signifikan dalam hidup.
Gue sendiri pun ga tau pasti tentang keseluruhan 'penghujung' di hidup gue. Yang pasti, penghujung terakhir yaa titik dimana ruh gue meninggalkan raga (bahasanya agak sastra dikit yak wk) - dipanggil kembali oleh Allah Yang Maha Esa. Permulaannya? Mungkin salah satunya dimulai pas gue baligh? atau pas adek pertama gue lahir dan lantas menggugurkan status gue sebagai anak tunggal pas di TK dulu? pas gue mulai sekolah? atau pas gue sertijab di Paskib pas SMP dulu? entah yang mana. Yang jelas, makin dewasa tua ini, makin jelas terlihat mana yang layaknya menjadi beberapa "penghujung" di hidup gue. Yang alhamdulillah udah berhasil dilaluin sih bangkit dari kekecewaan ga dapet PTN atau PTK dan memutuskan untuk masuk ke PTS. Salah satu yang udah dilewatin juga, berhasil melalui masa-masa kritis mental dan semangat yang semakin parah menjelang skripsi sampe akhirnya berhasil lulus sidang dan diwisuda. Nah, yang udah nampak di depan mata nih, sebentar lagi, yaitu akhir dari studi lanjutan yang lagi gue jalanin sekarang.
Yang gue tangkep dari beberapa titik "penghujung" yang udah gue lewatin, adalah selalu adanya kewajiban yang harus digugurkan. Contohnya pas mau masuk kuliah itu, posisinya gue udah sangat kecewa dan rendah diri, tapi mau gamau gue punya kewajiban untuk menentukan mau kuliah dimana, sesuai keinginan orangtua yang ingin gue melanjutkan ke pendidikan tinggi selepas SMA. Akhirnya, di hari terakhir pendaftaran PTS yang bersangkutan, gue daftar. Iya, tepat di hari terakhir, karena sebelumnya itu ga gua jadikan pilihan, hanya alternatif. Buat gue dulu, terlebih karena lingkungan SMA yang dipenuhi teman-teman yang luar biasa pintar dan berprestasi, gaada kata PTS sebelum gue mencapai titik usaha terakhir. I did tried, not just once nor twice, and I was (still) not atmitted, so there i went - applying to private university. Emang bukan rezeki gue, dan gue harus kuliah, itu pertimbangannya.
Di kasus lain, di penghujung studi program sarjana, gue harus menggugurkan kewajiban berupa tugas akhir (skripsi) dan sidangnya. Jatuh bangun iya, procrastinating? still. Alhamdulillahnya karena gue anaknya paling gamau ketinggalan sendirian di belakang, akhirnya gue selesai tepat waktu, sidang di kloter kedua dari tiga kloter yang disediakan. Sidang sebelum temen-temen dari program reguler mulai sidang, sesuai keinginan gue (yang anaknya minderan ini), Alhamdulillah nya Allah kasih kemudahan.
Saat ini, semester (or should i say it trimester?) kedua gue di program pascasarjana hampir rampung. Sisa pertemuan terakhir (ujian) untuk dua matakuliah, dan satu matakuliah yang tersisa beberapa pertemuan. Kemarin - iya - kemarin banget, gue dapet kabar dari temen jurusan lain bahwa pihak kampus minta anak-anak angkatan gue untuk nyetor calon judul thesis beserta usulan DP nya sebelum tanggal 15 Agustus. Gue yang lagi duduk di hadapan laptop, kedinginan di bawah lobang AC di kantor, mendadak kaku. Sakit perut, mulai gemeter. Seketika browsing cari-cari inspirasi topik thesis. Iya, telat emang. Sebelumnya bukannya gapernah nyari, tapi masih belum nemu. Kemarin juga sih, sama. ehehe.
Kewajiban yang harus gue selesaikan dalam waktu dekat adalah nyetor calon tema (dan judul) serta calon DP thesis. Selanjutnya? ya garap tesis sampe selesai. Submit jurnal ke tingkat nasional atau internasional (semoga ga harus) biar bisa dapet hak untuk sidang. Masih tiga langkah lagi. Empat deng, sama nyelesain sisa matakuliah dan sks.
Di 'penghujung' kali ini, gue "ditantang" lebih lagi. Setingkat lebih sulit dari menggugurkan kewajiban program sarjana dulu. Dua tingkat lebih sulit mungkin, karena posisinya kali ini (Alhamdulillah) gue sambil kerja, harus pinter-pinter ngakalin dan bagi waktu. Belum semangat, tapi harus. Segera. Dalam waktu dekat.
Perihal kewajiban, gak ada jalan keluar lain. Ia memang harus dijalani, harus digugurkan. Kalau ndak, ya gaakan bisa beralih ke titik lainnya, ke kewajiban-kewajiban lain yang menanti di depan. Pun iya, karena belum selesai, ujungnya yaa akan harus balik lagi menyelesaikan kewajiban yang tadinya (sempat) ditinggal di belakang. Bismillah, semoga Allah mudahkan.
Kali ini, seperti dua 'penghujung' ku sebelumnya, niatnya masih sama. Menggugurkan kewajiban sebagai anak, sebagai mahasiswi. Bertanggungjawab atas rizki dan kesempatan yang Allah titipkan. Satu lagi, biar ndak jadi orang yang malas dan tertinggal (tertinggal di sini maksudnya gak menyelesaikan kewajiban ketika orang-orang lain sudah selesai ya). Udah, itu aja.
Perihal penghujung, ini jelas bukan yang terakhir (semoga). Yang jelas juga, kewajiban yang akan mengeluarkanku dari pintu penghujung ini memang harus digugurkan.
Dah, intinya semua harus selesai.
Bismillah, semoga Allah mudahkan dan lancarkan.
Minta bantu didoakan ya, teman-teman!
Doa yang sama, untuk kelancaran segala urusan kalian.
Sudah dulu, besok ngantor.
Selamat Malam!
Eh, lagi, Selamat Pagi! (: