Minggu, 4 Juli 2016...
Haloo! It's 11.14 pm here, i should have gone to bed, but here i am lying alone in the living room while everyone's already fall asleep in their rooms. Mau sedikit berbagi cerita aja, setelah hari ini seperti terbawa kembali ke masa-masa beberapa tahun lalu. Lebih detailnya ke masa sekitar empat sampai tahunan lalu, wah jadi berasa deh tua nya haha. 4-5 tahun lalu? iya, masa kelas 2 dan 3 SMA. Emang bener ya, just like they say, high school memories are too precious to be forgotten. I could never forget, i guess. Dan sebenarnya apa yang mau saya share ini bukan sekadar tentang high school memories sih, tapi lebih ke esensi dibalik sebuah pertemanan. Oh no, ga cuma untuk pertemanan sebenarnya, tapi untuk all kinds of relationship in this world, baik hubungan pertemanan, keluarga, ataupun sama pasangan nantinya.
Haloo! It's 11.14 pm here, i should have gone to bed, but here i am lying alone in the living room while everyone's already fall asleep in their rooms. Mau sedikit berbagi cerita aja, setelah hari ini seperti terbawa kembali ke masa-masa beberapa tahun lalu. Lebih detailnya ke masa sekitar empat sampai tahunan lalu, wah jadi berasa deh tua nya haha. 4-5 tahun lalu? iya, masa kelas 2 dan 3 SMA. Emang bener ya, just like they say, high school memories are too precious to be forgotten. I could never forget, i guess. Dan sebenarnya apa yang mau saya share ini bukan sekadar tentang high school memories sih, tapi lebih ke esensi dibalik sebuah pertemanan. Oh no, ga cuma untuk pertemanan sebenarnya, tapi untuk all kinds of relationship in this world, baik hubungan pertemanan, keluarga, ataupun sama pasangan nantinya.
Jarak dan waktu, ga dipungkiri kadang emang jadi suatu barrier dalam hidup. "Ah jauh banget nih, kejauhan","Yah waktunya ga pas lagi ya, miss mulu nih", dan banyak ungkapan lainnya yang mengeluhkan batasan jarak dan waktu. Tapi coba lagi deh kita liat lebih dekat, apa sih yang ga dibatasi oleh jarak dan waktu? Bahkan kalian sama keluarga sendiri aja coba ya, misalkan tinggal serumah, tapi pasti kan setiap orang punya urusan, kegiatan, kesibukannya masing-masing. Banyak kasus anak masih tidur orangtua udah berangkat kerja, udah tidur pas malam eh orangtuanya baru pulang. Pas anak udah besar? kebalikannya, orangtua udah tidur, si anak baru pulang entah sibuk sama kegiatan organisasi sekolah/kampus, nugas kelompok, atau pulang kerja. Dan ga mungkin kita berada di tempat yang sama dengan keluarga ataupun sahabat dan kerabat kita dalam kurun waktu 24 jam selama 365 hari dalam setahun nya kan? Karena itu, saya bilang batasan waktu dan jarak itu selalu ada, dengan siapapun, ga peduli seberapa pekat ikatan darah kalian.
Duh di belakang rumah banyak mas-mas gitaran nyanyi lagu mulai dari sahabat kecil sampe begitu indah haha kedistract deh punten :'D lol. lanjut deh ya. Begitu juga halnya dalam hubungan pertemanan yang saya alami secara langsung. Saya dan tujuh orang teman sekelas waktu kelas 11 dan 12 SMA menjalin pertemanan yang sangat dekat. Banyak suka, bahkan sampe senyeseknya duka pun dulu udah dialamin bareng. Mulai dari ketawa-tawa ga jelas karna hal sepele yang kadang cuma kami yang ngerti, sampe nangis sendu di atas rooftop gedung berlantai enam karna mikirin target masa depan, dramatis banget lah hahaha. Sampai akhirnya kami harus terpisah kota ketika harus melanjutkan kuliah. Saya dan tiga orang lainnya berkuliah di Jakarta, Depok sih tepatnya, dua orang lagi di semarang, dan Satu orang harus merantau ke Bandung.
Mulai masa kuliah, mulai sibuk dengan tugas-tugas dan organisasi kampus. Tahun kedua, ditambah lagi mulai sibuk dan asik sama teman-teman baru, yaa because we need to socialize everywhere, right? Being an independent person is indeed impossible. Tahun ketiga ditambah lagi, mulai sibuk sama magang. Tahun keempat? Tugas akhir. Seems like there's no end if we just look at how busy our lives are. Looking at what we have to do, time we have left, chased by deadline, soooo tiring. Maka dari itu, sebenernya cuma satu yang dibutuhkan untuk menjaga, meng-keep suatu hubungan dengan orang lain. And that is? Sincerity...
Ketika kamu tulus menyayangi orang lain, ingin menjaga hubungan tersebut til the end of your life, you just need to be sincere towards that person. Paham kalau dia juga punya kehidupannya sendiri di tempat dan waktu yang berbeda, paham bahwa dia juga makhluk sosial yang harus bersosialisasi dan punya rekan-rekan lain di luar sana, paham bahwa dia juga punya keluarga dan ga seharusnya kita minta waktunya ketika waktu sama keluarganya pun udah terlalu banyak tersita kesibukan pribadi. Paham, yakin, bahwa kita sama-sama ingin menjaga bond yang udah terbentuk di antara kita, walaupun kondisinya gaakan pernah sama lagi. Ketika kamu tulus, maka kamu akan bisa paham, dan misunderstanding yang nantinya memicu perpecahan bakal bisa dihindari.
Ketemuan setahun sekali, syukur-syukur bisa dua-tiga kali setahun, syukuri aja. Cuma tau kabarnya via update di sosial media? at least u know that they are doin fine there. Kangen banget? Tinggal chat, atau kalau takut ganggu atau waktunya terlalu sempit buat sekedar chat tanya kabar, ya liat aja sosial media nya atau foto-foto lama di laptop, handphone, or... facebook, maybe? hehe. Nanti ada waktunya kok, tenang aja, everything has "its time". Ajakin ketemuan pas liburan, sekali dua kali setahun gapapa, yang penting bisa disempetin tatap muka. Nanti pas ketemu juga biasa aja, asik lagi kayak balik ke kalian di masa lalu dan gaada yang berubah, berbeda.
Time, distance, is just a simple hurdle, sincerity is what really matters. When you are sincere towards your people, there's no room for any misunderstanding to comes along your way...
Mulai masa kuliah, mulai sibuk dengan tugas-tugas dan organisasi kampus. Tahun kedua, ditambah lagi mulai sibuk dan asik sama teman-teman baru, yaa because we need to socialize everywhere, right? Being an independent person is indeed impossible. Tahun ketiga ditambah lagi, mulai sibuk sama magang. Tahun keempat? Tugas akhir. Seems like there's no end if we just look at how busy our lives are. Looking at what we have to do, time we have left, chased by deadline, soooo tiring. Maka dari itu, sebenernya cuma satu yang dibutuhkan untuk menjaga, meng-keep suatu hubungan dengan orang lain. And that is? Sincerity...
Ketika kamu tulus menyayangi orang lain, ingin menjaga hubungan tersebut til the end of your life, you just need to be sincere towards that person. Paham kalau dia juga punya kehidupannya sendiri di tempat dan waktu yang berbeda, paham bahwa dia juga makhluk sosial yang harus bersosialisasi dan punya rekan-rekan lain di luar sana, paham bahwa dia juga punya keluarga dan ga seharusnya kita minta waktunya ketika waktu sama keluarganya pun udah terlalu banyak tersita kesibukan pribadi. Paham, yakin, bahwa kita sama-sama ingin menjaga bond yang udah terbentuk di antara kita, walaupun kondisinya gaakan pernah sama lagi. Ketika kamu tulus, maka kamu akan bisa paham, dan misunderstanding yang nantinya memicu perpecahan bakal bisa dihindari.
Ketemuan setahun sekali, syukur-syukur bisa dua-tiga kali setahun, syukuri aja. Cuma tau kabarnya via update di sosial media? at least u know that they are doin fine there. Kangen banget? Tinggal chat, atau kalau takut ganggu atau waktunya terlalu sempit buat sekedar chat tanya kabar, ya liat aja sosial media nya atau foto-foto lama di laptop, handphone, or... facebook, maybe? hehe. Nanti ada waktunya kok, tenang aja, everything has "its time". Ajakin ketemuan pas liburan, sekali dua kali setahun gapapa, yang penting bisa disempetin tatap muka. Nanti pas ketemu juga biasa aja, asik lagi kayak balik ke kalian di masa lalu dan gaada yang berubah, berbeda.
Time, distance, is just a simple hurdle, sincerity is what really matters. When you are sincere towards your people, there's no room for any misunderstanding to comes along your way...