Saturday, November 5, 2016

Prihatin.

Share it Please
Sejak beberapa hari lalu orang-orang ribut membicarakan tentang "Demo 4 November". Media masa berlomba-lomba mencari dan menerbitkan berita, reporter sibuk bepergian sana-sini mencari narasumber, bahkan ada juga oknum politikus dan beberapa pihak yang saling berprasangka menuding satu dan lainnya, dan banyak dari kita - orang awam dibuat bingung dan "terbakar" oleh apa yang diungkap media massa. Banyak dari kita terbawa suasana tanpa benar-benar tau apa yang terjadi sebenarnya, banyak dari kita akhirnya ribut sendiri, saling beradu opini di media sosial ataupun obrolan, lantas tanpa sadar saling merendahkan, hingga munculnya ketegangan pun tak dapat dihindarkan. 

Wahai teman-teman sesama Warna Negara Indonesia, mungkin memang bukan kapasitas saya untuk mengatakan ini. Mungkin saja saya juga terbawa opini-opini dari media massa dan berbagai pihak lainnya. Saya juga bukan orang bijak, bukan kaum priyayi yang pandai beragama, bukan juga politikus yang pandai mengumbar kata. Saya juga bukan aktivis mahasiswa yang aktif terlibat dalam kegiatan bela negara ataupun keagamaan. Tapi saya hanya ingin mengatakan ini saja, teman, tolonglah jadi masyarakat yang cerdas. Jangan mudah terbawa suasana lantas hati dan pikiranmu terbakar hingga bersitegang. Cerdaslah untuk menyaring segala pemberitaan yang kau "telan", coba lihat segalanya dari banyak pandangan. Karena sesungguhnya bias hanya akan membawamu pada satu sudut pandang tanpa mungkin benar-benar mengetahui apa yang benar.

Saya sendiri tak "turun ke jalan" hari ini. Saya bahkan baru benar-benar tahu apa itu "Demo 4 November" yang ternyata sebenarnya adalah 'Aksi Damai 4 November' pada hari kemarin, setelah membaca berita dari berbagai sumber. Iya benar, saya seorang muslim, dan seorang warga Jakarta, jadi mungkin saja diantara kalian ada yang menganggap bahwa apa yang saya kemukakan juga bias. Boleh saja, silahkan. Karena semua orang bebas menentukan opini dan pemikirannya masing-masing. Tujuan saya? Tentu saja hanya mengungkapkan opini, keprihatinan, dan mungkin sedikit saran.

Banyak mereka di luar sana yang menganggap bahwa topik ini terkait dengan masalah politik semata. Atau jika orang mengaitkannya dengan masalah agama dan keyakinan, maka mereka adalah orang-orang yang berlebihan, lebay. Banyak tulisan yang beredar bahwa jika kita orang cerdas maka tak seharusnya turun ke jalan - yang bisa diartikan bahwa mereka yang turun ke jalan adalah orang-orang yang "bodoh". Banyak tulisan juga yang beredar bahwa "Kalau memang agama dilecehkan, dinistakan, toh Tuhan tak akan diam" dengan tujuan menghakimi mereka yang berkeputusan untuk turun ke jalan. Banyak juga yang membandingkan dengan tragedi yang pernah terjadi di masa lampau - pengeboman yang mengatasnamakan agama, dsb. Orang-orang berlomba menguatkan alibi mereka masing-masing. Ada juga oknum yang membela mereka yang turun ke jalan dengan membodohi mereka yang tak turun ke jalan, dikatakan tak peduli agama, dsb. Orang-orang sibuk untuk saling menebarkan pemikiran, hingga tanpa sadar membuka kesempatan bagi oknum-oknum tak bertanggungjawab yang ingin memanfaatkannya untuk menebar kebencian, memicu perpecahan.

Terlepas dari status saya sebagai seorang muslim, saya menghargai keputusan setiap orang untuk berunjuk rasa. Silahkan, toh ini negara demokrasi, jadi halal saja. Asal demo atau unjuk rasa dilakukan secara santun dan damai, tak melanggar norma-norma. Tak hanya karena ini perihal umat islam, kalian yang dari non muslim atau etnis apapun dipersilahkan melakukan unjuk rasa, asal dikawani dengan tatakrama. Mengganggu para pengguna jalan? iya, tentunya. Tapi jika memang unjuk rasa adalah satu-satunya jalan agar tuntutan didengarkan, agar keadilan dapat ditegakkan, agar dapat menutup jalan bagi pihak-pihak manipulatif yang dapat memutarbalikkan fakta dan keadaan, kenapa tidak?

Aparat pun telah menyanggupi untuk mengawal proses berjalannya, bahkan panglima TNI mendukung karena yakin aksi dapat dijalankan secara damai, lalu siapa kalian berhak mengatai mereka bodoh dan sebagainya karena berniat ikhlas turun ke jalan demi menuntut ditegakkannya hukum dan kebenaran? Apalagi kalian yang satu keyakinan, saudara sesama muslim, mengatai bahwa "jihad" mereka tak beralasan, hanya menyusahkan. Apa kalian sendiri paham makna jihad? pernah berjihad? mampu berjihad? maka itu janganlah ini dijadikan olokan. Tak dapatkah kalian lihat di barisan sana ada ulama-ulama besar, habaib, dan bahkan seorang imam besar masjid nabawi ikut turun ke jalan demi membela derajat Qur'an? Apakah mereka yang kalian katai bodoh, tak cerdas, tak bijak, atas keputusannya turun ke jalan? siapalah kalian untuk berkata demikian? lebih tinggi kah, lebih bijak kah, lebih baik kah derajat kalian di mata Tuhan dibandingkan mereka?

Saya hanya ingin bilang, melihat siapa tokoh-tokoh yang juga menggerakkan aksi damai kemarin, bahwa semua tindakan pasti telah dipikirkan matang-matang, dengan berbagai alasan. Maka itu cukuplah untuk tidak ikut-ikutan jika kalian memang tidak suka dan tak sepaham. Jangan jadikan rasionalisme sebagai alasan untuk lantas bertindak seakan pintar lalu menghujat habis-habisan. Hargai saja, do'akan agar tak ada fitnah dan provokasi lebih lanjut yang dapat memecah persatuan. Doakan saja agar segala proses dapat berjalan secara adil dan jujur, secara semestinya. Doakan saja agar seluruh komponen dari bangsa ini senantiasa berada dalam lindungan Tuhan. Doakan saja, Doakan saja... Karena terlepas dari apapun, kita tetaplah satu bangsa dan kesatuan...


Salam,
Seorang mahasiswi yang belum kompeten, seorang rakyat awam.

No comments:

Post a Comment

Feel free to comment. Please use appropriate words or sentences. Thank you.

Followers

Follow The Author