Friday, October 4, 2013

Penduduk, Masyarakat dan Kebudayaan

Share it Please

     Era globalisasi saat ini membawa dampak yang sangat banyak dan beragam, khususnya bagi Indonesia. Berbagai budaya dari segala penjuru dunia masuk dan membaur dengan budaya asli dari negara kita. Sebagai warga negara, sudah seharusnya kita dapat 'menyaring' kebudayaan dari luar yang kita terima agar tidak merusak citra kepribadian bangsa dan tidak menghilangkan ciri dan kebudayaan asli dari bangsa Indonesia sendiri. Derasnya kebudayaan luar yang masuk Indonesia ini menimbulkan berbagai efek, diantaranya adalah Culture Shock dan Culture Lag. Culture Shock adalah masa khusus dimana transisi serta perasaan-perasaan unik timbul dalam diri seseorang atau masyarakat setelah memasuki suatu kebudayaan baru. Maksudnya adalah adanya ketidaksiapan masyarakat akan masuknya budaya baru sehingga terjadi penolakan terhadap unsur baru yang masuk. Sementara yang dimaksud dengan Culture Lag adalah suatu kondisi dimana unsur-unsur kebudayaan tidak dapat berkembang secara bersamaan, sehingga salah satu unsur kebudayaan berkembang dengan sangat cepat, sementara unsur yang lainnya mengalami ketertinggalan.


I. Pertumbuhan dan Perkembangan Kebudayaan di Indonesia

  - Zaman Batu Tua (Palaeolithikum)

     Alat-alat batu pada zaman batu tua, baik bentuk ataupun permukaan peralatan masih kasar, misalnya kapak genggam Kapak genggam semacam itu kita kenal dari wilayah Eropa, Afrika, Asia Tengah, sampai Punsjab(India), tapi kapak genggam semacam ini tidak kita temukan di daerah Asia Tenggara. Berdasarkan penelitian para ahli prehistori, bangsa-bangsa Proto-Austronesia pembawa kebudayaan Neolithikum berupa kapak batu besar ataupun kecil bersegi-segi berasal dari Cina Selatan, menyebar ke arah selatan, ke hilir sungai-sungai besar sampai ke semenanjung Malaka Lalu menyebar ke Sumatera, Jawa. Kalimantan Barat, Nusa Tenggara, sampai ke Flores, dan Sulawesi, dan berlanjut ke Filipina.
 

  -  Zaman Batu Muda (Neolithikum)

     Manusia pada zaman batu muda telah mengenal dan memiliki kepandaian untuk mencairkan/melebur logam dari biji besi dan menuangkan ke dalam cetakan dan mendinginkannya. Oleh karena itulah mereka mampu membuat senjata untuk mempertahankan diri dan untuk berburu serta membuat alat-alat lain yang mereka perlukan. Berikut adalah ciri – ciri zaman batu muda :

1.  Mulai menetap dan membuat rumah
2.  Membentuk kelompok masyarakat desa
3.  Bertani
4.  Berternak untuk memenuhi kebutuhan hidup


Bangsa-bangsa Proto-austronesia yang masuk dari Semenanjung Indo-China ke Indonesia itu membawa kebudayaan Dongson, dan menyebar di Indonesia. Materi dari kebudayaan Dongson berupa senjata-senjata tajam dan kapak berbentuk sepatu yang terbuat dari bahan perunggu.

II. Kebudayaan Hindu, Budha, dan Islam 

     Kebudayaan Hindu dan Budha

     Pada abad ke-3 dan ke-4 agama hindu mulai masuk ke Indonesia di Pulau Jawa. Perpaduan atau akulturasi antara kebudayaan setempat dengan kebudayaan. Sekitar abad ke 5 ajaran Budha masuk ke indonesia, khususnya ke Pulau Jawa. Agama Budha dapat dikatakan berpandangan lebih maju dibandingkan Hinduisme,sebab budhisme tidak menghendaki adanya kasta-kasta dalam masysrakat. Walaupun demikian, kedua agama itu di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa tumbuh dan berdampingan secara damai. Baik penganut hinduisme maupun budhisme masng-masing menghasilkan karya- karya budaya yang bernilai tinggi dalam seni bangunan, arsitektur, seni pahat, seni ukir, maupun seni sastra, seperti tercermin dalam bangunan, relief yang diabadikan dalam candi-candi di Jawa Tengah maupun di Jawa Timur diantaranya yaitu Borobudur, Mendut, Prambanan, Kalasan, Badut, Kidal, Jago, Singosari, dll.


     Kebudayaan Islam

     Abad ke 15 da 16 agama islam telah dikembangkan di Indonesia, oleh para pemuka-pemuka islam yang disebut Walisongo. Titik penyebaran agama Islam pada abad itu terletak di Pulau Jawa. Sebenarnya agama Islam masuk ke Indonesia, khususnya di Pulau Jawa sebelum abad ke 11 sudah ada wanita islam yang meninggal dan dimakamkan di Kota Gresik. Masuknya agama Islam ke Indonesia berlangsung secara damai. Hal ini di karena masuknya Islam ke Indonesia tidak secara paksa.
     Abad ke 15 ketika kejayaan maritim Majapahit mulai surut , berkembanglah negara-negara pantai yang dapat merongrong kekuasaan dan kewibawaan majapahit yang berpusat pemerintahan di pedalaman. Negara- negara yang dimaksud adalah Negara malaka di Semenanjung Malaka,Negara Aceh di ujung Sumatera, Negara Banten di Jawa Barat, Negara Demak di Pesisir Utara Jawa Tengah, Negara Goa di Sulawesi Selatan . Dalam proses perkembangan negara-negara tersebut yang dikendalikan oleh pedagang. Pedagang kaya dan golongan bangsawan kota- kota pelabuhan, nampaknya telah terpengaruh dan menganut agama Islam. Di daerah-daerah yang belum tepengaruh oleh kebudayaan Hindu, agama Islam mempunyai pengaruh yang mendalam dalam kehidupan penduduknya. Misalnya Aceh, Banten, Sulawesi Selatan, Sumatera Timur, Sumatera Barat, dan Pesisir Kalimantan.


III. Kebudayaan Barat
     Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal), yang diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Pengertian dari kebudayaan barat tersendiri adalah kebudayaan yang cara pembinaan kesadarannya dilakukan dengan cara memahami ilmu pengetahuan dan filsafat. Kebudayaan barat tak dapat langsung diartikan sebagai kebudayaan yang datang dari barat. Kebudayaan barat yang ditulis sebagai Westernculture  diakui oleh negara belahan dunia manapun sebagai kultur yang berada di Eropa Barat, bukan Amerika, Australia, maupun negara Eropa Timur atau Selatan. Namun seiring perkembanga, terciptalah pembatas yang membatasi budaya barat dan Timur. Mungkin 'pembatas' ini tercipta karena adanya perbedaan ras, agama, ataupun persamaan kebudayaan di beberapa belahan negara. Jadi dengan kata lain, Budaya Barat bukanlah istilah sebuah arah mata angin yaitu budaya yang berasal dari bagian barat kita, melainkan sebuah istilah yang berasal dari kawasan Eropa Barat.

     Terdapat tiga hal yang menjadi ciri dominan dari Budaya Barat, yaitu :

1.    Penghargaan terhadap martabat manusia.
Hal ini dapat dilihat dari penegakan demokrasi, institusi sosial, dan terjaminnya kesejahteraan ekonomi.

2.    Kebebasan

3.    Penciptaan dan pemanfaatan teknologi 

Banyak aspek dari Budaya Barat yang berbeda dengan Indonesia yang mengusung budaya ketimuran. Perbedaan-perbedaan tersebut yang nyata terlihat antara lain :
- Gaya hidup
- Gaya berpakaian
- Gaya berbicara dan mengungkapkan pendapat
- Kedisiplinan
- Respon terhadap sesuatu yang baru
- Padangan hidup
- Cara berperilaku, dan lain-lain.


Referensi

http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya 
http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-45448-Makalah-Perbedaan%20Kebudayaan%20Barat%20dan%20Kebudayaan%20Timur.html
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&ved=0CCcQFjAA&url=http%3A%2F%2Ffebrinasrinatasa.wordpress.com%2F2012%2F10%2F07%2Fpertumbuhan-dan-perkembangan-penduduk%2F&ei=7kZOUvGrD8OmrAe5oYG4Cg&usg=AFQjCNE9chG7oCEpmfkrBqbSMXVj2JMUdg&sig2=bal9y3SBnRk2q06ZzU-Gxg&bvm=bv.53537100,d.bmk





Followers

Follow The Author