Di kuarter awal 2016 ini, beberapa hal yang gak pernah saya dan keluarga alami sebelumnya, bahkan mungkin ga pernah dibayangkan bakal kejadian, finally happen. Ayah yang notabene selalu hati-hati dalam berkendara, dua kali kecelakaan motor. In the first accident, my father was hit by a car at Pancoran flyover. My father was driving okay, but the car hit him from the back while the car trying to change the direction sharply. Luckily, yang menabrak bertanggungjawab dan meminta maaf atas kesalahannya. Namanya musibah, bukan kesengajaan dan maunya mereka juga, keluarga kami pun memilih untuk menyelesaikannya dengan maaf dan secara kekeluargaan. I was just went back from toilet to the class to continue learning GKPC (Grafik Komputer & Pengolahan Citra) when i received a missed call from ibu. My feeling was bad at that time, like i know there's something wrong. Then a minute later my mom called me again, and i picked up the call inside the class. Mom told me that my dad was hospitalized, that he was in an accident while driving his motorcycle. I knew from the voice, that my mom was trying to calm herself down while holding her tears, and because of that, i started to cry in the class. Mom told me that she was in her way from Cikarang, and that i had to go there first to look after my dad. All my friends in class and also the lecturer were looking at me trying to ask what's going on, then i told the lecturer that i had to go to the hospital while i was so sorry for disturbing the class. Alhamdulillah the lecturer let me go and one of my friend kindly take me to the hospital. I am so grateful for the help.
Di jalan ke rumah sakit, saya cuma bisa istighfar, dan beberapa kali nangis pelan. Like there's a voice in my head telling me that my father would be ok, i swear. Karena itu jadi agak tenang, tapi tetep sesekali nangis, regretting that the relationship between me and my dad was not as close as you guys out there, because of our personality, and the way he grew me up. Alhamdulillah ayah ga banyak luka dalam, tapi kakinya emang penuh luka karena terlempar dari motor dan terguling terseret di aspal, dan tangan kanan nya harus menggunakan gendongan. Tapi tulang jari tangan ayah ada yang bolong dan hilang sedikit, jadinya beberapa minggu dua jari tangan ayah belum bisa digerakkan sepenuhnya. Dan ternyata setelah checkup, urat jari tangan ayah ada yang putus, dan berdasarkan info dari kerabat yang pernah mengalami kondisi sama, operasi sambung uratnya butuh biaya sekitar 12jt. Karena ga enak sama orang yang udah nabrak dan bersedia untuk nanggung seluruh biaya pengobatannya, akhirnya ayah memutuskan untuk ga bilang ke mereka dan membiarkan untuk sembuh mengikuti waktu. Alhamdulillahnya, ayah ga butuh waktu lama untuk sembuh walaupun jari tangannya belum sepenuhnya normal, sekitar sebulan aja udah bisa nyetir lagi. Alhamdulillah, Allah baiiiik banget.
Selang sekitar dua bulan setelah insiden itu, ayah jatuh dari motor, Hari itu saya di rumah, ga ada jadwal kuliah. Ayah nganter adik saya ke SMK nya di daerah Jatibening, Bekasi. Setelah itu, ayah pulang sebentar kemudian pergi lagi. Siangnya, ayah naik motor ke depok untuk beli peralatan rumah di citayam, nganter ke citayam, baru pulang lagi ke rumah. Dan setelah ayah sampai rumah lagi, saya baru tau ayah habis jatuh dari motor dan setelah pulang ke rumah pagi itu pergi lagi diantar temannya sesama pengurus masjid ke tukang urut. Ya Allah, what kind of a daughter i was at that time. I felt so guilty towards my father. Luckily, ga sampai dua minggu ayah sudah pulih. I know that Allah is always there to help him. Cintanya Ayah sama Allah, sampai pas hari ayah ditabrak mobil aja, pulang ke rumah tetap mau sholat seperti biasa. Namun karena tulang kaki dan punggung ga kuat nopang, ayah duduk di kursi. Wudhu pun gamau tayamum. Dan besoknya ayah pergi sendirian ke masjid untuk sholat jum'at, di masjid alhamdulillah kenalan ayah sampai berbaikhati nyariin bangku untuk sholat. Di insiden kedua pun, walaupun kakinya pincang dan dadanya sesak, ayah tetap pergi sholat 5 waktu ke masjid. Ya Allah, please love my father, my parents, way much more than they love You, aamiin....
Maret 2016, another big thing happened. The place where i'm staying with my family until now, is located at Komplek Kodim 0505 Kramatjati. For your info, dari dulu beberapa kali terdengar kabar that we're gonna be kicked out of here. Keluarga saya di sini memang mengontrak, sejak sebelum ibu menikah dengan ayah, sekitar tahun 90an. Orangtua saya sempat beberapa kali terpikir untuk membeli rumah ini, karena kami sudah sangat nyaman dan lokasi nya yang sangat strategis, namun diurungkan karena pertimbangan gantirugi yang tak seberapa jika kami akhirnya diusir dari komplek ini, karena kami bukan merupakan keluarga dengan latarbelakang sipil. Sebenarnya katanya tanah komplek ini merupakan tanah wakaf, namun sejak dulu dihuni oleh orang kodim, hingga akhirnya banyak yang pensiun dan meninggal, lalu rumahnya ditinggali oleh sanak keluarga dekat maupun jauh, dikontrakkan ke orang lain, dan beberapa bahkan telah dijual. Seberapa strategis letaknya? 5-10 menit berkendara ke bandara halim, 10-15 menit ke tol jagorawi dan tol menuju cikampek, 10-15 menit ke Jl. MT. Haryono Cawang, 5 menit ke pasar Kramatjati, 5 menit ke PGC, 10 menit ke Lippo Mall Kramatjati, 2 SDN dalam komplek, dan deket dengan beberapa lokasi SMP serta SMA. After all the years the news was just a rumour, this year, the news becomes a fact that confused us...
Lebih dari satu minggu yang lalu, banyak tronton tentara berdatangan ke komplek kami. Mereka mendata setiap rumah, mondar-mandir dengan sangarnya di dalam komplek, banyak orang pun merasa ketakutan, tak terkecuali adik saya yang masih duduk di bangku kelas 6 SD. Mereka akhirnya membangun tenda di halaman masjid, menandai rumah yang harus "dikosongkan" dengan pilok merah, menorehkan tanda "X" di dinding rumah tersebut, termasuk rumah kediaman keluarga saya. Adik saya yang paling kecil bersekolah di SD Negri di dalam komplek rumah kami, SD yang sama dengan tempat saya dan adik pertama saya menimba ilmu dulu. Adik saya baru akan menjalani Ujian Nasional (UN) pada bulan Mei, sementara para bapak tentara itu meminta kami untuk mengosongkan rumah paling lambat hingga 25 April 2016. Adik saya pun takut, menangis memikirkan nasib sekolahnya, belum lagi ia akan wisuda Al-Qur'an di LPPTKABKPRMI sebentar lagi, ia harus masuk TPA setiap hari untuk persiapan ujiannya. Hanya tiga bulan lagi setelah lebaran nanti, adik kecil saya itu sudah harus berangkat ke pesantren di daerah Kuningan Jawa Barat, so we just need 2 or three more months, even one month ahed will do, but we were about to be kicked out in the end of this month. My mother has all the confusing thoughts all over her head, she fell sick, but she never cries. I feel most sorry towards her. Her office is located at Jababeka, Cikarang, so far away from our home. Adik pertama saya juga bersekolah di daerah Jatibening, Bekasi.
Behind these "big things" happening to our family, i was so grateful that the house my parents have owned since 6 or 7 years ago, finally has been fixed. Rumah kami di Citayam Depok siap dihuni, setelah melalui masa renovasi besar selama sekitar empat bulan. Bukan tidak bersyukur, kami sangat teramat bersyukur karena Allah telah menyiapkan segalanya bagi kami, namun ada beberapa hal lain sebelumnya telah saya bahas, yang membuat kami tidak bisa dengan mudah untuk langsung melangkahkan kami pindah ke sana. Adik saya yang paling besar akhirnya ikhlas untuk tinggal di asrama sekolah hingga ia lulus 2 tahun ke depan, but i was so sorry that my mom has to go to work from a place more far away that the place where we live now, way moooore far away. She has to take the train after subuh prayer then, and will be coming home late at night, using the train full of people. Her feet is sick, and as she gets older, she becomes sick more easily. Ya Allah, i don't want ibu to go through all those hardships by herself. Please protect her, keep her safe and healthy anytime, anywhere. Please keep things go easily for her, and keep her away from all the troubles and bad things in life and the afterlife, aamiin...
Despite the extreme hot weather, i finally fell sick two days ago. I was so sorry to ibu that i don't want to tell her that i was really sick, but she still found out and worried about me, and even gave me some of her medicine that she got after visiting the hospital. I was more sorry towards her that i fell sick and made her worry about me on top of her worries. Kami belum tau akan bagaimana kelanjutannya, either we gotta be kicked out from here akhir April nanti, atau datang pertolongan Allah yang lain sehingga kami bisa tetap stay di sini, at least for 1 or 2 months ahead. Allah is the One who knows what's going to happen, afterall. May Allah always protects us and make things go easy for us, aamiin...
I'm sorry that i had to tell these bad stories in my first post on 2016. I have no one to share this story with. I mean, i have many friends and best friends that i could tell, some of them even wants to hear and are waiting for my greetings and stories, bu i just don't wanna put my burden on them. Ica yang paling tau tentang ninda, keluarga, and things that happen to us aja, bahkan belum saya ceritakan. Karena ica lagi di Semarang, ninda ga mau sampe ica ikut sedih dan kepikiran nantinya. Begitu juga sama teman-teman yang lain. Bukannya ga percaya untuk cerita ke mereka, cuma semua orang punya masalah dan kehidupannya, kesibukannya masing-masing. Kekhawatiran mereka tersendiri. Ninda cuma ga mau bikin orang ikut kepikiran sama apa yang lagi ninda tanggung dan hadapi sekarang. So, i wass so sorry that i couln't tell you guys. But when the time is right, i will share my stories, i promise. Bahkan ayah kecelakaan pertama itu aja cuma teman-teman kelas sarmag yang tau, itu pun karena pas kejadian lagi ada di kelas. Selebihnya gaada lagi siapapun yang tau tentang cerita-cerita lainnya. I share these stories hear because i thought that no one would read it, even if it turns out to be read, perhaps there will be no more than 5 people, and maybe they were someone i don't know.
Sekali lagi, kalaupun ada teman ninda yang akhirnya nemu dan baca post ini dalam waktu dekat, just don't worry about me. What i need is your prayer for me and my family to go through this well. May all my friends, colleagues, and their families, don't go through the same hard situations and always in the protection of Allah, aamiin.
Semoga semuanya cepat berlalu. Because there is always a time limit for everything, including this life, and this world. Semoga siapapun kita, dimanapun dan kapanpun kita berada, kita bisa survive dengan baik, apapun dan seberat apapun permasalahan yang kita alami. Because we always have Allah by our side, because Allah is the One who always listen and give the best solutions to our problems. Selalu usahakan yang terbaik, berdo'a dan berserah kepada-Nya. Bismillah, may Allah solve our problems in the best way, aamiin...
aniiinnnnnnnn :'(( ({})
ReplyDeleteealaah ada teteh deden tumbeen duh :"D kunaon teeeh hehe
Delete